Menari Bersama Rumi dan Yesus
oleh : AHMAD SHALAHUDDIN M, 0 Komentar
“Yesus ada dalam dirimu,” kata Rumi; “carilah pertolongannya. Dan kemudian, jangan mencari dari dalam dirimu sendiri, dari Musamu, kebutuhan bagi seorang Fir’aun”
Kategori :
Opini
,
Pilihan Redaksi
MEI
21
2020
Ibu, Ramadan, dan Covid-19
oleh : WAHIDAH ZEIN BR SIREGAR, 0 Komentar
Diakui atau tidak, peran ibu sangat besar pada kesuksesan sebuah keluarga dalam menjalankan ibadah puasa Ramadan. Di bulan yang mulia ini, ibu-ibu umumnya lebih sibuk dibanding bapak-bapak. Terutama dalam menyiapkan santapan untuk sahur dan berbuka. Sampai-sampai mau tidur aja ibu-ibu masih terpikir, apa yang mau mereka masak untuk keluarganya pada sahur di dini hari, serta untuk berbuka di sore hari.
Kategori :
Opini
,
Pilihan Redaksi
MEI
21
2020
Pengalaman Sungguh Membekas: Dimarahi Gus Dur
oleh : ANIS HAMIM, 0 Komentar
Saya dan seorang kawan berangkat dari Jogjakarta ke Jakarta. Tujuan kami ke kantor PBNU Kramat Raya, Jakarta, untuk bertemu Gus Dur. Ini terjadi sekitar pertengahan tahun 1996, dua tahun sebelum Orde Baru tumbang.
Kategori :
Opini
,
Pilihan Redaksi
MEI
21
2020
Ilmu Catur Murti: Belajar Dari Sosrokartono Bagaimana Melawan Covid-19
oleh : ABBY JANU RAMADHAN, 0 Komentar
Raden Mas Panji Sosrokartono lahir 10 April 1877 di sebuah daerah bernama Mayong, sebelah selatan kota Jepara. Sosrokartono lahir dari pasangan Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat dan Mas Ajeng Ngasirah (Pramoedya, 1997). Sosrokartono merupakan kakak kandung dari wanita legendaris yang menjadi inspirasi banyak perempuan di Indonesia, yakni Raden Ajeng Kartini. Sosrokartono awalnya memiliki nama Raden Mas Sosrokartono, tapi setelah lulus sarjana dan mendapat gelar Doktorandus dari Universitas Leiden Belanda ia mengubahnya menjadi Raden Mas Panji.
Kategori :
Opini
,
Pilihan Redaksi
MEI
20
2020
Gus Dur dan Kemiripannya dengan Abu Nawas, Sang Penyair Anggur
oleh : BASIT AGUNG, 0 Komentar
Pada zaman dahulu ada seorang laki-laki memiliki hidung mancung dan sedikit bengkok ke bawah seperti paruh burung beo, janggutnya runcing seperti jangut kambing, sorbannya tebal seperti bantal, rompinya terbuat dari sutra mengkilap dan bersulamkan benang emas, dan sepatunya berujung lancip seperti haluan kapal.
Kategori :
Opini
,
Pilihan Redaksi
MEI
20
2020
Tiga Faktor yang Membuat Data Covid-19 di Indonesia Amburadul
oleh : HASANUDDIN ALI, 0 Komentar
Para peramal akhir-akhir ini kesulitan menentukan model apa yang tepat untuk memprediksi Covid-19 di Indonesia, baik prediksi kapan puncak pandemi, atau kapan pandemi Covid-19 di Indonesia berakhir. Hal ini disebabkan oleh data yang dilaporkan pemerintah setiap hari patut diduga tidak mencerminkan fakta sesungguhnya perkembangan Covid-19 di Indonesia.
Kategori :
Opini
,
Pilihan Redaksi
MEI
18
2020
Gus Dur dan Panggung Dangdut Eny Sagita
oleh : AHMAD ZAINUL HAMDI, 0 Komentar
“Kelingan welingmu sing prasojo: Agomo ngayomi jagad royo. Sak lungamu akeh sing rumongso kelangan. Pendekar rakyat sing wis lilo dadi korban. Dijegal kono kene mergo mbeloni rakyate, sing dianggep ra penting lan tansah disingkirake. Nadyan cacat netramu, nanging ngerti batinmu, endi kucing ngendi asu” (Teringat nasihatmu yang jelas dan sederhana: “Agama itu memberi kebaikan pada semesta.” Sepeninggalmu, banyak yang merasa kehilangan. Pendekar rakyat yang rela menjadi korban. Dijerat karena membela rakyat bawah yang terus-menerus disingkirkan. Sekalipun matamu tak bisa melihat, namun batinmu mawas hingga sanggup bedakan mana kucing mana anjing).
Kategori :
Opini
,
Pilihan Redaksi
MEI
18
2020
Gus Dur, Ki Ageng Suryomentaram dan Konsep Hidup Bahagia
oleh : MOHAMMAD IQBAL SHUKRI, 0 Komentar
Setiap orang menginginkan sebuah kebahagiaan dalam hidupnya. Namun tak sedikit orang yang terjebak dalam kebahagiaan itu sendiri. Alih-alih bukan kebahagiaan yang didapat, melainkan sebuah penderitaan. Apakah memang benar demikian?
Kategori :
Opini
,
Pilihan Redaksi
MEI
17
2020
Gus Dur Rela Menanggung Luka
oleh : KH. HUSEIN MUHAMMAD, 0 Komentar
KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur bukan hanya dikagumi dan dirindukan banyak orang. Ia juga dibenci, dicaci-maki, disumpahserapahi dan direndahkan sebagian orang. Bahkan ada seorang yang dianggap tokoh oleh pengikutnya begitu benci kepada Gus Dur, sampai mencaci keberadaan tubuhnya, “Gus Dur itu si buta. Dia buta mata dan buta hatinya”.
Kategori :
Opini
,
Pilihan Redaksi
MEI
15
2020
Masjid Kampus dan Fenomena Gelombang Hijrah
oleh : AHMAD ANFASUL MAROM, 0 Komentar
Semingguan lalu (6 Mei 2020), di tengah siang Ramadan warganet dibangunkan oleh viralnya ceramah singkat Profesor Noorhaidi Hasan, Guru Besar Politik Islam, UIN Sunan Kalijaga yang diunggah oleh Pantia RDK Masjid Mardliyyah UGM di official channel Youtube.
Kategori :
Opini
,
Pilihan Redaksi
MEI
14
2020